arrow_back

Pria Bertopeng dari Surga

arrow_forward

“Pelayan!” teriak Doulos di atas singgasana. Suaranya menggema di seluruh istana.

Seorang pelayan berlari menujunya. Namanya Ergodotis, mirisnya dia adalah majikan Doulos saat dia diperbudak. Sekarang keadaan terbalik.

“Ada apa paduka raja?” tanya pelayan tersebut.

“Mana lagi anggurnya?” tanya Doulos balik sambil memegang sebuah cangkir dari kristal. Dia terlihat marah.

“Sudah habis.”

“Cari lagi!”

Ergodotis kemudian pergi keluar istana dan menaiki kuda, berkendara menuju perbatasan dengan koin seadanya yang diberi sang raja.

Setibanya di sana, dia terkejut karena toko Gennaios hancur, dimana dia adalah penjual anggur paling bagus yang semua orang tahu.

“Apa yang terjadi dengan toko ini? Kenapa hancur?” tanya Ergodotis kebingungan.

“Dia yang menjual anggur di sini sudah lama pergi. Sesuai peraturan raja api sekarang, siapapun yang sudah lama tidak berdagang maka tokonya harus dihancur. Kami hanya mengerja perintah.”

Ergodotis melihat sebuah toko lain di dekatnya, namun yang pasti anggur di sana berbeda, dari kualitas dan harganya sudah tidak sebanding.

“Apa? Setangkai seratus koin?” tanya Ergodotis tidak percaya.

“Penjual yang itu menjual dengan harga dua puluh lima koin dan hasilnya bagus pula.” Ergodotis hanya bisa bergumam.

Dia kembali ke istana dengan dua tangkai kemudian memerasnya dan langsung menyerahkan kepada Doulos. Doulos hanya meminumnya satu hirupan dan langsung meludahkannya.

“Apa ini? Ini tidak seperti biasanya.”

Barulah Ergodotis bercerita tentang apa yang terjadi. Doulos kemudian memerintahkan untuk mengambil anggur yang bagus di negara air.

Ergodotis kembali berkendara dengan tujuan yang sudah ditentukan. Dia melihat sebuah kebun anggur yang menurutnya bagus kemudian memetik beberapa. Dia mengambil dan menyembunyikannya dalam sebuah kantong.

Ergodotis kedapatan oleh masyarakat negara air dan dikepung. Ringkasnya, dia berhasil tertangkap dan dibawa ke istana. Seorang masyarakat menjelaskan apa yang terjadi secara singkat.

“Seandainya Gennaios ada di sini, mungkin dia tidak akan memaafkanmu juga,” gumam Ratu Evdaimonia.

“Apa yang membuatmu mencuri anggur kami?” tanya Ratu. Kali ini dia mengeraskan suaranya.

“Raja Doulos yang menyuruh saya.”

Komentar