arrow_back

Cantaloupe

arrow_forward

Engkau kembali memandang sebuah pintu yang mengantarkan dirimu sehingga berada di sini. Aku yakin engkau tidak menyangka bahwa dirimu berada di sini. Aku yakin engkau tidak mengira akan menemukan benda ini. Ke mana lagi engkau hendak pergi? Aku bertanya.

“Aku ingin kembali ke masa lalu.”

Apa yang ingin engkau lakukan?

Aku ingin melakukan apa saja yang barusan engkau minta. Aku ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada kedua orang yang telah menjadi perantara keberadaan diriku di dunia. Putaran jam itu tidak akan kembali, meski aku membaliknya sekalipun tiada guna jua. Akankah rasa ini cukup untuk membayar segalanya?

Aku tidak mau membuat kekhilafan dari awal, agar permohonan ampun yang aku pinta adalah bentuk terima kasih pula. Bukan penyesalan yang menghantui lagi meliputi seluruh tubuh.

Aku ingin memulai dari sana. Agar harapan mereka dapat diwujudkan dengan mudah. Agar aku memperoleh apa yang diinginkan oleh mereka. Agar doa tersebut diwujudkan oleh Sang Maha Kuasa.

Jujur, aku masih mencoba memahami semua. Aku tidak menyangka berada di sini. Aku tidak menyangka akan menemukan benda ini. Membacanya secara perlahan memberikan perasaan yang campur aduk.

Aku hanya ingin mencoba memahami apa yang aku rasa. Aku hanya ingin mengerti kasih yang didapat dan bagaimana dampaknya. Engkau mungkin benar, belum ada di dunia pun aku sudah mendapatkannya.

Terima kasih telah membuatku mulai memperhatikan semua ini. Terima kasih telah membuatku kembali sadar akan semua ini. Apa yang mereka memang pasti. “Dunia ini tidaklah abadi.” Amanah yang engkau kata Dia berikan. Napas yang berembus dari mulut dikeluarkan. Engkau ingin aku memanfaatkan dengan sebaiknya. Aku mencoba berusaha semampunya.

Komentar