arrow_back

Cantaloupe

arrow_forward

Siapa yang menyangka sebuah buku akan menjadi titik balik makhluk itu?

Manusia itu datang dari tempat yang antah berantah. Asal yang belum dapat dimengerti oleh dirinya sendirinya pula malah memberitahukan arah untuk dituju.

Engkau baru saja akan berpamitan dari sana. Engkau sudah berdiri di depan pintu yang terpampang di depan mata dan tangan kananmu sudah menggenggam gagang untuk membuka.

Seberkas cahaya muncul dari belakangmu. Engkau mulai ragu. Engkau mulai dilema. Maju pun engkau belum tahu ke mana diri akan dibawa.

Engkau menoleh ke belakang. Sampul buku itu berubah menjadi warna putih. Siku sampul dilapisi potongan aluminium ringan. Tidak lagi engkau merasakan kelembutan tatkala menyentuhnya. Andai engkau melemparnya ke pintu dari meja tempat ia terletak, niscaya suara benturan keras terdengar karena kerasnya sampul itu. Andai lemparan itu tepat di sudut sampul, mungkin ia akan menancap di pintu.

Ubahnya buku itu memantik sebuah rasa. Rasa ingin tahu, penasaran, dan tidak sabar untuk membukanya. Engkau membuka sampul itu perlahan. Hanya kertas putih kosong lagi polos yang engkau dapati.

Tidak ada apa-apa di sana. Engkau meraba dan menyentuh isi buku itu dan merasakan bahwa ia masih mulus seperti semula. Lantas, engkau mulai heran dengan apa maksud ini semua.

Sebelumnya engkau mendapatkan pesan tersurat lagi jelas engkau baca. Engkau bahkan masih mencoba untuk mengerti dan memahami apa yang baru saja didapat, lantas dihadapkan dengan sebuah keajaiban lain.

Karena buku itu kosong, engkau sempat berniat untuk membawanya. Engkau berhenti karena dilema. Engkau akhirnya memutuskan untuk tetap meninggalkannya

Engkau kembali beranjak menuju pintu. Tangan kanan meraih gagangnya. Engkau membukanya perlahan meski ada sedikit ketakutan bahwa tidak tahu akan dibawa ke mana.

Komentar